Apakah benar menyerah itu bukanlah sebuah pilihan? Apa benar lari adalah tindakan seorang pengecut? Dalam pandangan umum semua itu benar tapi memang ada kalanya kita harus menyerah dan berlari. Menyerah bukan dalam artian takut kita akan gagal tapi menyerah demi kita mengejar sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang lebih berharga. Jika kita memang mengetahui ada sesuatu yang lebih besar yang mampu kita perjuangkan kenapa kita harus berjuang demi sesuatu yang kecil? Jika ada sesuatu yang lebih baik kenapa kita harus berjuang demi sesuatu yang tidak lebih baik? Jika ada sesuatu yang berkilau kenapa kita hanya memperjuangkan sesuatu yang tidak bisa memancarkan kilauan?
Begitupun lari , tapi bukan lari dari kenyataan melainkan lari dari kesemuan. Jika kita berada dalam kesemuan maka berlarilah. Tinggalkan kesemuan itu karena semu tidak pernah berarti apa-apa. Karena kesemuan tidak akan bisa digapai dengan cara apapun. Maka jika kita ada dalam kesemuan, berlarilah , berlarilah ke arah kenyataan dan jangan pernah berpikir untuk kembali ke sesuatu yang semu.
Manusia Alternatif
Hidup dengan jalan pikiran yang berbeda dari orang lain
Minggu, 02 Juni 2019
Jumat, 29 Maret 2019
Manusia Theomorphis : manusia yang ideal
Kata Mahatma Gandhi “ Hiduplah seakan kamu akan meninggal
esok hari. Balajarlah selayaknya kamu akan hidup selamanya.” Sebagai manusia
memang kita harus belajar dan terus belajar. Jika kita hanya mempelajari
apa-apa yang dipelajari di sekolah saja maka pemikiran kita tidak akan pernah
terbuka. Banyak hal-hal di luar sana yang memang seharusnya kita pahami atau
mungkin lebih baik jika kita kaji lebih jauh lagi seputaran teologi, ideologi,
ataupun berbagai disiplin keilmuan lainnya. kali ini penulis akan menjelaskan
sedikit tentang manusia Theomorphis
.
Mungkin pembaca semua baru mendengar tentang manusia
Theomorphis. Manusia theomorphis merupakan manusia ideal atau yang bisa
dibilang manusia sempurna. Teori ini berasal dari teori teologi pembebasan Ali
Syariati. Manusia theomorphis dapat diartikan sebagai manusia yang dalam
pribadinya, kekuatan ruh tuhan dalam dirinya bisa memenangkan pertarungan atas
ruh jahat yang merupakan representasi dari iblis. Mungkin Bahasanya agak sulit
untuk dimengerti tapi itu tidak terlalu peenting, yang terpenting adalah
memahami konsep manusia Theomorphis itu sendiri agar kita bisa memaknai atau
bahkan mengikuti teori ini.
Manusia theomorphis adalah manusia yang telah terlepas dari
kebimbangan dan kontradiksi. Manusia theomorphis atau manusia ideal adalah
manusia yang menjalin hubungan dengan tuhan dan juga manusia. Manusia yang
ideal adalah manusia yang senantiasa berpikir filosofis dan pemikirannya itu
tidak membuat terlena. Manusia theomorphis juga merupakan manusia yang dapat
menyatukan seluruh dimensi kemanusiaan. Manusia theomorphis adalah manusia yang
kesepian dan komitmen. Manusia yang theomorphis biasanya tidak suka ikut dengan
trend dan hidup dengan caranya sendiri. Manusia Theomorphis memiliki komitmen sehingga pergaulannya tidak luas dan temannya
cenderung sedikit. Jika mereka mengikuti arus maka pergaulan mereka akan lebih
luas tetapi kehilangan karakter Theomorphisnya. Dengan keluasan dari pergaulan
itu, maka seseorang akan ada dalam keumuman dan kerumunan sehingga tidak dapat
lagi dikenal orang karena tidak punya identitas.
Memang untuk mengenal karakter dalam diri manusia dibutuhkan
kesepian. Dalam sepi itu seorang manusia akan memahami lebih jauh tentang
karakter dirinya yang sebenarnya. Seorang manusia theomorphis juga memiliki
sisi syair dan pedang. Ketika ia stabil dia akan terus mengeluarkan syair syair
indahnya, ia akan terus menyampaikan pemikiran-pemikirannya tetapi dalam
keadaan yang tidak stabil mungkin ia akan mengeluarkan sisi pedangnya yaitu
kemarahan. Manusia theomorphis juga memiliki sisi pengetahuan dan keyakinan,
sisi pengetahuan dan keyakinannya dapat dikendalikan dengan baik dan tidak
saling meniadakan. Pengetahuannya tidak akan melunturkan sisi keyakinannya
sedang sisi keyakinan tidak akan mencegahnya untuk memahami pengetahuan. Pada
intinya, manusia Theomorphis memiliki dua sisi yang saling mendukung sehingga
menjadi manusia yang sepenuhnya manusia
Manusia ideal theomorphis sangat sulit ditemukan dalam
realitas kemanusiaan yang dipenuhi
kepalsuan seperti sekarang. Pada zaman sekarang kebanyakan orang sudah
mengikuti arus trend dan sebagainya sehingga mereka kehilangan identitas
mereka. Mereka ingin dipandang memiliki identitas tertentu yang sejatinya tidak
sesuai dengan jati diri mereka. Sedikit orang yang berkomitmen dan berupaya
untuk menemukan identitas dalam diri mereka dan tidak mengikuti arus arus trend
yang sebenarnya konyol dan tidak mengandung nilai kehidupan apapun. Jika
manusia yang berkomitmen dan mengenal hidup mereka sedikit maka otomatis
manusia Theomorphis jumlahnya mungkin dapat dihitung dengan jari. Meskipun
sangat sedikit , orang-orang theomorphis ini akan selalu ada dan melingkupi
kehidupan sepi mereka dengan komitmennya.
Rabu, 12 Desember 2018
Dimana Letak Kebahagiaan yang sejati?
Mungkin banyak dari kita yang bertanya-tanya, apa
sebenarnya hakikat dari kebahagiaan itu? Dimana letak kebahagiaan itu? Bagaimana
cara mendapat kebahagiaan yang sejati? Tentu saja setiap orang mempunyai
jawabannya sendiri. Ada yang mencoba mendapatkan kebahagiaan lewat hartanya,
ada yang mencari kebahagiaan lewat kekuasaannya , ada pula yang mendapatkan
kebahagiaan dengan pasangan rupawan yang mereka miliki. Sangat banyak memang
jalan manusia dalam menggapai kebahagiaan yang dilakukan dengan berbagai cara
bahkan hingga menghalalkan segala cara. Sekarang pertanyaannya apakah
kebahagiaan-kebahagiaan tersebut bersifat sejati? Tentu saja tidak ,
kebahagiaan-kebahagiaan tersebut hanyalah kebahagiaan semu yang cepat atau
lambat akan pergi. Lalu dimanakah letak kebahagiaan yang sejati itu? Kisah ini
akan membantu Anda untuk menjawabnya :
Suatu waktu, Tuhan memanggil 3
malaikat sambil memperlihatkan sesuatu.
“Ini namanya kebahagiaan. Ini sangat
bernilai, dicari, dan diperlukan oleh manusia. Simpanlah di suatu tempat,
supaya manusia sendiri yang menemukannya. Jangan di tempat yang terlalu mudah,
nanti kebahagiaan ini disia-siakan. Namun, jangan juga di tempat susah, nanti
justru tak bisa ditemukan. Yang penting, letakkan kebahagiaan ini di tempat
yang bersih,” perintah Tuhan.
Ketiga malaikat pun turun ke bumi
dan berdiskusi di mana meletakkan kebahagiaan.
Malaikat pertama berkata, “Letakkan
saja di gunung yang tinggi.” Namun, malaikat lain kurang setuju. Malaikat kedua
berkata, “Bagaimana kalau di dasar samudera saja?” Usul itu pun kurang
disepakati. Kemudian, malaikat ketiga membisikkan usulnya. Ketiga malaikat
langsung sepakat. Sejak saat itu, kebahagiaan manusia tersimpan rapi di tempat
yang dibisikkan malaikat ketiga. Tempat yang sulit, sekaligus mudah.
Hari ke hari, tahun ke tahun kita
terus mencari kebahagiaan itu. Kita ingin menemukannya, merasakannya dan
melakukan berbagai cara untuk mendapatkannya. Ada yang mencari dengan
berwisata. Ada yang mencari di keramaian. Ada yang mencari di kesunyian. Ada
yang mencarinya sambil bekerja keras. Ada juga yang mencari sambil
bermalas-malasan.
Namun, ternyata kebahagiaan tidak
ada pada hal-hal itu. Hingga, sebagian orang akhirnya membuat klaim-klaim
tertentu mengenai kebahagiaan. Ada yang bilang kebahagiaan itu dengan mengejar
gelar, jabatan, harta, dan sebagainya. Pernikahan pun dihubungkan dengan kebahagiaan,
seolah yang belum menikah berarti tidak bahagia. Padahal kita semua tahu,
kebahagiaan tidak ada di tempat-tempat itu.
Lalu dimanakah letak kebahagiaan
manusia itu diletakkan oleh para malaikat ? Tahukah Anda di mana itu?
Jika tidak, maka inilah jawabannya :
Para malaikat tidak meletakkan
kebahagiaan di gunung atau di dasar samudera. Malaikat pun tak meletakkan
kebahagiaan pada hal-hal seperti kesuksesan, pernikahan yang indah, kekayaan,
dan sebagainya.
Mereka para malaikat meletakkan kebahagiaan
manusia di tempat yang sangat dekat, namun jarang terlihat. Tempat yang sesuai
dengan perintah Tuhan. Tempat yang suci, bersih, sangat dekat dan mudah
ditemukan. Namun, tempat itu justru jarang disadari oleh manusia.Tempat itu
adalah hati yang bersih
Ya, ternyata malaikat meletakkan kebahagiaan
manusia di dalam hati kita. Untuk itu kita tidak perlu berlebihan dalam
mencari-cari kebahagiaan itu, cukup dengan menjalani hidup kita dengan sebaik-baiknya,
bersyukur terhadap nikmat yang tuhan berikan dan yang paling penting adalah
menjaga kebersihan hati kita supaya kebahagiaan yang sejati tetap betah di
dalam hati kita
Taoisme : Tirai yang menghalangi manusia melihat keberadaan tuhan
Apa itu taoisme? Apakah sebuah agama? Apakah sebuah aliran filsafat? Jawabannya adalah tergantung bagaimana kita memahaminya. Sebagian besar orang memahami Taoisme sebagai agama meskipun pada mulanya Tao adalah ajaran filsafat. Sebagai agama, Taoisme termasuk dalam ajaran Tridharma ( Buddha , Konghucu , dan Taoisme) dan menjadi satu-satunya aliran Tridharma yang belum diakui di Indonesia. Para penganut Taoisme memiliki seorang mahadewa yang bernama Tai Shang Lao jun yang diyakini merupakan perwujudan dari Lao zi. Taoisme sendiri sejatinya adalah aliran filsafat yang berkembang di Tiongkok. Sama halnya dengan konfusianisme , ajaran ini berkembang menjadi aliran kepercayaan. Taoisme diciptakan oleh Lao Zi, seorang pejabat pemerintah yang dikenal sangat amat bijaksana.
Tao
secara harfiah berarti jalan yang dilalui seseorang dalam perjalanannya. Tao tidak
dapat dilihat, tidak bernama, tak dapat dipahami hanya dengan pemikiran biasa
dan tak terbatas. Nama “ Tao” diberikan oleh Lao Zi karena sebuah keterpaaksaan
sebab Tao tidak dapat dibatasi oleh kata-kata yang pada hakikatnya adalah
terbatas. Tao adalah realitas hidup yang sejati dan satu-satunya cara untuk
memahami Tao adalah dengan menjalani hidup. Ketika seorang manusia sudah
memahami hidupnya maka manusia secara otomatis akan memahami Tao. Sebagai contoh,,
ketika seseorang memakan buah persik lalu menceritakan kepada orang yang belum
pernah sekalipun mencicipi buah persik, maka orang yang diceritakan tentu saja
hanya bisa membayangkan rasa dari buah persik tersebut dan tidak akan pernah
tau rasanya kecuali Ia mencicipinya. Begitupun ajaran Tao, manusia tidak akan
pernah tau apa itu Tao hanya dengan penjelasan dan memanifestasikan ajaran
tersebut dalam imajinasinya, karena untuk memahaminya manusia harus mengalami
Tao itu dalam kehidupannya.
Di dalam
Taoisme terdapat banyak prinsip, diantaranya adalah Wu wei dan Yin Yang. Wu wei
bisa diartikan sebagai tanpa berbuat. Bagi awam prinsip ini konyol jika
diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. Namun pada hakikatnya wu wei dalam Tao
bukan tidak bertindak sama sekali tetapi bertindak sesuai dengan arus-arus
kehidupan, bertindak sesuai dengan keselarasan
alam dan bertindak sesuai dengan jalan takdir yang telah dikonstuksikan
oleh tuhan dalam kehidupan kita. Contoh dari prinsip wu wei ini adalah benih
yang tumbuh menjadi pohon besar, benih tersebut tumbuh mengikuti aturan wu wei
sesuai alur takdirnya tanpa melawan ketentuan dan akhirnya ia bisa tumbuh
menjadi besar.
Yang
kedua adalah Yin Yang. Prinsip ini merupakan prinsip yang amat mendasar bagi
mereka yang memahaminya. Yin dan yang adalah prinsip kehidupan yang saling
melengkapi satu dengan lainnya. Yin yang
sebenarnya berlawanan namun pada hakikatnya bersifat komplementer bukan
bersifat kontradiksi. Ada dan tidak ada, kosong dan berisi, susah mudah, keras
lembut, sebelum sesudah, cantik jelek semua itu adalah komponen yang saling
berlawanan namun tidak dapat dipisahkan. Yin dan yang bersifat saling mengisi
satu sama lainnya. Yin dan yang tidak dapat saling mengalahkan tetapi saling
menegaskan sehingga menciptakan keseimbangan.
Itulah
sedikit tentang ajaran Tao, ajaran yang sekilas amat sederhana namun tidak bisa
dipahami hanya dengan akal. Tao hanya bisa dipahami dengan menjalani kehidupan
karena Tao sejatinya adalah tirai yang menghalangi kita melihat keberadaan Ti’en
(tian/ tuhan) yang bisa kita buka dengan melakukan kebajikan.
Langganan:
Postingan (Atom)