Kata Mahatma Gandhi “ Hiduplah seakan kamu akan meninggal
esok hari. Balajarlah selayaknya kamu akan hidup selamanya.” Sebagai manusia
memang kita harus belajar dan terus belajar. Jika kita hanya mempelajari
apa-apa yang dipelajari di sekolah saja maka pemikiran kita tidak akan pernah
terbuka. Banyak hal-hal di luar sana yang memang seharusnya kita pahami atau
mungkin lebih baik jika kita kaji lebih jauh lagi seputaran teologi, ideologi,
ataupun berbagai disiplin keilmuan lainnya. kali ini penulis akan menjelaskan
sedikit tentang manusia Theomorphis
.
Mungkin pembaca semua baru mendengar tentang manusia
Theomorphis. Manusia theomorphis merupakan manusia ideal atau yang bisa
dibilang manusia sempurna. Teori ini berasal dari teori teologi pembebasan Ali
Syariati. Manusia theomorphis dapat diartikan sebagai manusia yang dalam
pribadinya, kekuatan ruh tuhan dalam dirinya bisa memenangkan pertarungan atas
ruh jahat yang merupakan representasi dari iblis. Mungkin Bahasanya agak sulit
untuk dimengerti tapi itu tidak terlalu peenting, yang terpenting adalah
memahami konsep manusia Theomorphis itu sendiri agar kita bisa memaknai atau
bahkan mengikuti teori ini.
Manusia theomorphis adalah manusia yang telah terlepas dari
kebimbangan dan kontradiksi. Manusia theomorphis atau manusia ideal adalah
manusia yang menjalin hubungan dengan tuhan dan juga manusia. Manusia yang
ideal adalah manusia yang senantiasa berpikir filosofis dan pemikirannya itu
tidak membuat terlena. Manusia theomorphis juga merupakan manusia yang dapat
menyatukan seluruh dimensi kemanusiaan. Manusia theomorphis adalah manusia yang
kesepian dan komitmen. Manusia yang theomorphis biasanya tidak suka ikut dengan
trend dan hidup dengan caranya sendiri. Manusia Theomorphis memiliki komitmen sehingga pergaulannya tidak luas dan temannya
cenderung sedikit. Jika mereka mengikuti arus maka pergaulan mereka akan lebih
luas tetapi kehilangan karakter Theomorphisnya. Dengan keluasan dari pergaulan
itu, maka seseorang akan ada dalam keumuman dan kerumunan sehingga tidak dapat
lagi dikenal orang karena tidak punya identitas.
Memang untuk mengenal karakter dalam diri manusia dibutuhkan
kesepian. Dalam sepi itu seorang manusia akan memahami lebih jauh tentang
karakter dirinya yang sebenarnya. Seorang manusia theomorphis juga memiliki
sisi syair dan pedang. Ketika ia stabil dia akan terus mengeluarkan syair syair
indahnya, ia akan terus menyampaikan pemikiran-pemikirannya tetapi dalam
keadaan yang tidak stabil mungkin ia akan mengeluarkan sisi pedangnya yaitu
kemarahan. Manusia theomorphis juga memiliki sisi pengetahuan dan keyakinan,
sisi pengetahuan dan keyakinannya dapat dikendalikan dengan baik dan tidak
saling meniadakan. Pengetahuannya tidak akan melunturkan sisi keyakinannya
sedang sisi keyakinan tidak akan mencegahnya untuk memahami pengetahuan. Pada
intinya, manusia Theomorphis memiliki dua sisi yang saling mendukung sehingga
menjadi manusia yang sepenuhnya manusia
Manusia ideal theomorphis sangat sulit ditemukan dalam
realitas kemanusiaan yang dipenuhi
kepalsuan seperti sekarang. Pada zaman sekarang kebanyakan orang sudah
mengikuti arus trend dan sebagainya sehingga mereka kehilangan identitas
mereka. Mereka ingin dipandang memiliki identitas tertentu yang sejatinya tidak
sesuai dengan jati diri mereka. Sedikit orang yang berkomitmen dan berupaya
untuk menemukan identitas dalam diri mereka dan tidak mengikuti arus arus trend
yang sebenarnya konyol dan tidak mengandung nilai kehidupan apapun. Jika
manusia yang berkomitmen dan mengenal hidup mereka sedikit maka otomatis
manusia Theomorphis jumlahnya mungkin dapat dihitung dengan jari. Meskipun
sangat sedikit , orang-orang theomorphis ini akan selalu ada dan melingkupi
kehidupan sepi mereka dengan komitmennya.